Himpunan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Kuntu

Sabtu, 12 Maret 2011

SEKILAS SEJARAH KUNTU ( syekh burhanuddin)

     Desa kuntu Kecamatan Kmpar Kiri Kabupaten Kampar yang terletak + 85 km, di sebelah selatan pekanbarau ibu kota Pekanbaru Riau. Desa Kuntu termasuk desa tertua di Propinsi Riau yang syarat dengan lembaran sejarah baik agama, adat istiadat, dan peranan Desa Kuntu sebelum dan sesudah kemerdekaan.

     Dari perkembangan sejarah agama menurut MD.Mansur dkk, dalam buku sejarah Minangkabau penerbit Bathara jakarta tahun 1970, di katakan bahwa Kuntu termasuk Wilayah Minangkabau Timur(Kerajaan Kuntu Timur).

     Sejak abad ke-6 pedagang dari Gujarat India mengembangkan agama Budha di kuntu. Ini dibuktikan dimana di Kota Tinggi (Sungai Sontan Kuntu) terdapat kuburan raja darah Putih (Gagak Jao) dengan batu nisan bertuliskan huruf Kawi yang belum bisa diartikan oleh penduduk setempat, pada masa inilah Permaisuri Raja Putri Lindung Bulan menyebut daerah ini dengan sebutan "Kuntu Turoba"(aku dari tanah tempatku berpijak).

     Pada tahun 670-730 M, terdapat dua kerajaan besar yaitu Cina di timur (beragama budha Mahayana) dan Khalifah Muawiyah di barat (beragama islam) masing-masing hendak memonopoli perdagangan, menanamkan pengaruh ekonomi dan agama. Namun politik Muawiyah lebih berhasil dibanding cina sehingga abad ke-8 agama islam(syi'ah) masuk dan berkembang di Kuntu.

     Dakwah pengembangan islam terhenti selama 4 abad disebabkan Cina merasa terganggu kepentingan ekonomi dan pengembangan agamanya, maka Cina mengutus dua orang sarjana agama Budha yaitu : Wajaro Bodhi dan Amogha Bajra. Sejak saat itu pedagang dari Arab dan Persi tidak datang lagi ke Kuntu Timur. Pada masa inilah apa yang diistilahkan "Apik Tupai, Panggang Kaluang" dimana pada saat itu penduduk kehilangan pedoman/tuntunan agama.

     Pada permulaan abad ke-7 sesudah Rajendra Cola dari India Selatan berhasil melumpuhkan Maritim Sriwijaya. Maka raja Palembang bernama Aria Darma mengirim surat ke Muawiyah meminta dikirimkan Ulama/mubaligh. Menindak lanjuti permohonan raja Palembang tersebut, maka Khalifah Muawiyah mengutus Syekh Burhanuddin. Yang akhirnya sampai ke Kuntu mengembangkan Islam Mazhaf syafi'i + 20 tahun.

     Menurut Prof.DR.Mhd.Yunus dalam Sejarah Pendidikan Islam Indonesia mengatakan bahwa nama Burhanuddin ada tiga orang yaitu:
  1. Burhanuddin di Ulakan Pariaman (Sumatra Barat).
  2. Burhanuddin di Aceh Darussalam (Aceh).
  3. Burhanuddin di Kuntu Kampar Kiri (Riau).
     Berdasarkan penelitian dan pengamatan kami, maka saya(Prof.DR.Mhd.Yunus) berkeyakinan bahwa Syekh Burhanuddin yang sebenarnya datang dari Arab adalah yang wafat di Kuntu pada tahun 610 H/1189 M. sesuai dengan peninggalannya yang ada sampai saat ini:
  1. Sebuah stempel dari tembaga yang dawatnya asap lampu togok bertuliskan Arab "Syekh Burhanuddin Waliyullah Qodi Makkatul Mukarramah".
  2. Sebilah Pedang, tongkat, sebuah kitab Fathul Wahab dan sebuah Khutbah.
Sejak masuknya Syekh Burhanuddin di Kuntu mengembangkan islam Mazhaf Syafi'i, Islam Syi'ah yang datang sebelumnya ke Kuntu kehilangan kekuatan politik dan mundur pada tahun 1238 M.

     Begitu juga konon ceritanya bahwa rawah di depan (sebelah barat) makam Syekh Burhanuddin adalah batang sungai Subayang. Sebab sebelum wafat Syekh Burhanuddin berwasiat "apabila saya meninggal nantinya, tolong saya dimakamkan di tepi sungai. Dengan dimakamkan Syekh Burhanuddin di tepi sungai tersebut, maka batang sungai Subayangpun pindah yang muaranya sampai saat ini dapat dilihat di Koto Lintang Dusun Koto Tuo Desa Kuntu. Sebelum berpindahnya batang sungai Subayang, jaraj tempuh antara Kuntu dan Padang Sawah dengan memakai sampan memakan waktu berhari-hari.

     Demikiankah sekilas sejarah kuntu (Syekh Burhanuddin), penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan tidak menyaingi catatan situs sejarah yang sudah ada dan sangat jauh dari kesempurnaan. Namun besar harapan penulis kepada Bapak/Sdr/i, para ilmuan, dan ahli sejarah kiranya dapat memberikan masukan berupa saran dan pendapat demi perbaikan, kebenaran dan kesempuraan hazanah sejarah Syekh Burhanuddin sebagai tokoh ulama pembawa islam di propinsi Riau.